Wisata Istana Raja Swedia di Kota Tua Stockholm

by tutut25
Photo belongs to KabarQ

Note: Wisata ini dilakukan saat musim awal musim panas sebelum pandemi, red.

Saatnya quantum leap ke masa lampau.

Jalan-jalan ke Kota Tua (Gamla stan, in Swedish) Stockholm sangat tidak lengkap jika tidak mengunjungi Istana Raja Swedia (Kungliga slottet). Mengapa?

Wisata istana ini dapat memuaskan rasa ingin tahu dan imajinasi tentang kehidupan raja dan para bangsawan Eropa di masa lampau. Bahkan, kehidupan bangsawan ini pun masih eksis di jaman moderen ini. Istana Raja Swedia yang diklaim sebagai The World’s Largest Royal Castle ini masih digunakan sebagai kediaman raja selaiknya fungsi istana raja. Raja Swedia mulai mendiami istana ini sejak tahun 1754.

Intinya, wisata Istana Raja Swedia membuat saya dapat ’melihatnya dari dekat’, bukan hanya sekedar berpose di depan gerbang istana yang dijaga ketat. Hal ini yang membedakan dengan wisata istana raja di negara Eropa lainnya yang pernah saya kunjungi.

Usai membeli tiket masuk, saya dapat leluasa menyelusuri setiap bagian istana, khususnya yang diperuntukan untuk para turis. Maklum, tidak semua bagian istana terbuka untuk umum mengingat istana ini masih berfungsi sebagai rumah resmi raja Swedia😊 Menariknya, Istana Raja Swedia ini juga dibuka gratis untuk umum pada Hari Nasional Swedia setiap tanggal 6 Juni. Tetapi, saya sarankan jika ingin menikmatinya, lebih baik melakukan tur mandiri di hari lainnya.

Kesan pertama saat melewati pintu utama, langsung teringat kehidupan bangsawan Eropa di masa lampau yang selama ini hanya dapat dilihat melalui film, foto atau buku sejarah Eropa Abad Pertengahan. Kental sekali kesan itu dibenak. Ornamen-ornamen cantik yang terawat dan terjaga baik sangat memanjakan mata. Setiap detil dari ornamen itu memiliki cerita sejarah tersendiri. Pastinya sangat tidak mudah menjaga dan merawat bangunan bersejarah berusia ratusan tahun ini. Semuanya demi generasi masa depan Swedia agar tetap mengenal asal-usul negaranya.

Saat itu, saya yang melalukan tur mandiri (self tour), kadang diam-diam berdiri di belakang grup tur yang asyik mendengarkan penjelasan pramuwisata tentang sejarah istana. Lumayan banyak informasi yang bisa saya ’curi dengar’. Sekalipun saya juga dilengkapi oleh headset untuk mendengarkan rekaman penjelasan dalam bahasa Inggris dan brosur. Sungguh menarik berkunjung ke Istana Raja Swedia ini.

Nah, sekarang saatnya saya memaparkan rangkuman sejarah Istana Raja Swedia ini.

Sejarah Istana Raja Swedia (Kungliga slottet).

Photo belongs to KabarQ

Istana Raja Swedia (Kungliga slottet) ini dibangun di atas puing-puing puri Tre Kronor (Tre Kronor Castle). Puri ini hancur setelah mengalami kebakaran hebat pada tahun 1697. Hanya sisi bagian Utara (North Wing) puri ini yang dapat diselamatkan. Di bagian inilah cikal bakal pembangunan istana yang diarsiteki oleh Nicodemus Tessin the Younger. Butuh waktu hampir 57 tahun untuk menyelesaikan pembangunan istana yang memiliki 608 kamar/ruang ini. Cukup lamakan??? Seandainya dibantu Bandung Bondowoso dalam legenda Roro Jonggrang, mungkin cukup sehari semalam yaaa 😀😀😀😀

Nah….ketika di dalam istana…jangan lupa juga mengunjungi Museum Tre Kronor, melihat Silver Throne, Antikmuseum, Royal Treasury dan Royal Chapel. Plus, menyaksikan atraksi Changing Guard yang berlangsung di pelataran luar istana setiap jam 12.15 siang (Senin-Sabtu) atau jam 13.15 (Minggu/hari libur).

Ketika saya di dalam Museum Tre Kronor, selain melihat diorama benda-benda bersejarah yang berhasil diselamatkan dari kebakaran hebat yang melanda puri dan reruntuhan fondasi tembok pertahanan puri yang dibangun pada abad ke-13 itu, saya sangat tertarik dengan rumor tentang sebab musabab kebakaran puri 😀

Mau tahu sebab kebakaran tersebut? Konon kabarnya…semua itu disebabkan oleh seorang penjaga istana flirting dengan seorang pramudapur (kitchen maid) istana. Entah apa yang mereka perbuat di dalam dapur istana ketika sedang asyik masyuk memadu kasih sampai menyebabkan percikan api yang akhirnya membesar dan melalap habis puri. Pastinya, si penjaga istana dihukum berat karena menyebabkan peristiwa itu. Yaaa….iyalahhh…..kesenangan sesaat, menghancurkan banyak hal 😞

Lanjut yaa…..

Mata sayapun tidak berkedip ketika melihat Silver Throne. Singgasana yang memiliki simbol mahkota perak itu milik Ratu Kristina (Queen Kristina) yang berhasil diselamatkan dari peristiwa kebakaran puri. Kursi ratu Kristina ini terbuat dari perak yang setiap detilnya menggambarkan kemewahan masa lampau. Kursi ini terletak di tengah ruangan besar yang disebut sebagai the Hall of State yang didisain oleh duo arsitek, Nicodemus Tessin the Younger dan Carl Hårleman. Oya..kursi perak ini merupakan hadiah dari Magnus Gabriel de la Gardie (Swedish Stateman) untuk Ratu Kristina.

Lalu siapakah Ratu Kristina itu? Singkat cerita, Ratu Kristina ini termasuk tokoh wanita berpengaruh dalam sejarah Swedia dan mencerminkan kemandirian bangsawan wanita. Tentu, sangat tidak mudah menjadi bangsawan wanita yang mandiri, percaya diri dan punya pendapat di tengah kehidupan bangsawan yang didominasi dan berprinsip patriakal. Menarik juga loh menyimak sejarah Queen Kristina ini!

Setelah mengaggumi Silver Throne, saya pun mengunjungi Royal Treasury (Skattkammaren) yang berisi benda-benda atau perlengkapan seremoni kerajaan Swedia, seperti mahkota Lovisa Ulrika (kolam kecil baptis) yang dibuat pada tahun 1696 yang masih dipakai untuk prosesi baptis anak cucu raja Swedia, koleksi permadani cantik yang berhasil diselamatkan dari peristiwa kebakaran puri dan pedang milik Gustav Vasa yang dibuat pada abad ke-16. Tidak jauh dari Royal Treasury terdapat Royal Chapel. Royal Chapel ini dibangun pada tahun 1200-an dan hancur terbakar lalu didisain ulang oleh Nicodemus dan dapat digunakan kembali pada tahun 1754.

Tur mandiri ini saya ini berakhir di Antikmuseum yang hanya dibuka pada musim panas. Sepintas tentang museum ini, museum ini berisi koleksi patung milik Raja Gustav III. Patung-patung ini dikumpulkan oleh Raja Gustav III ketika dia melakukan perjalanan keliling Italia pada tahun 1780. Koleksi patung ini mencerminkan disain era seni klasik Eropa. Galeri patung ini direnovasi pada tahun 1950 dengan tujuan agar patung-patung ini tetap terjaga dan terawat originalitasnya. Seperti itu keterangan tentang Antikmuseum yang saya baca dari brosur.

Selesai sudah tur mandiri yang memakan waktu hampir 1 – 1,5 jam itu. Saya merekomendasikan wisata Istana Raja Swedia ini, khususnya buat para pecinta sejarah Eropa atau cerita kebangsawanan Eropa masa lampau. Usahakan berkunjung pada museum baru dibuka, yakni jam 10 pagi supaya tidak berdesakan dengan turis lainnya. Terutama jika berkunjung ke sana pada musim panas.

Lalu, berapa harga tiketnya?

Harga tiket wisata Istana Raja Swedia.

Harga tiket untuk pelajar dan anak usia 7 – 17 tahun sebesar 80 SEK. Untuk dewasa sebesar 160 SEK. Dan, anak-anak di bawah 7 tahun, gratis.

Tiket masuk istana itu sudah termasuk mengunjungi Museum Tre Kronor, the Royal Treasury dan Antikmuseum. Museum Tre Kronor berada di basement dan the Royal Treasury-Royal Chapel-Silver Throne Hall of State-Antikmuseum berada di lantai dasar (ground floor). Tersedia pramuwisata dalam bahasa Inggris setiap jam 11. Dijamin, tidak roaming dalam memahami penjelasan sejarah istana.

Tips dari saya! Simpan baik-baik tiket masuk istana tersebut. Mengapa? Karena tiket ini berlaku selama 7 hari terhitung sejak tanggal pembelian. Jika kalian belum bisa masuk Istana pada hari tiket itu dibeli, maka hal itu bisa dilakukan keesokan harinya atau lusanya dalam kurun waktu 7 hari itu.

Wisata Istana Raja ini mampu memuaskan rasa ingin tahu dan imajinasi saya tentang bangunan bersejarah dan kehidupan bangsawan Eropa Abad Pertengahan.

Text: Tutut Handayani.

You may also like

Leave a Comment