
Photo by Tutut (KabarQ)
Saat menyusuri – VĂ€sterlĂ„nggatan – jalan utama kawasan Kota Tua (Gamlastan) Stockholm, khususnya dari arah Gedung Parlemen (Riksdagshuset ), saya selalu berhenti di depan sebuah butik fesyen bernama Konfektion Germania. Dekorasi eksterior (fasad) butik itu sangat menarik perhatian mata. Tampilan fasad terlihat old-vintage era tahun 1920 – 1930 an. Timbul rasa penasaran di benak saya, seperti ”Apakah butik itu menjual produk fesyen Jerman?”, ”Apakah dekorasi fasad toko sengaja didisain seperti?” atau ”Apakah dekorasi fasad itu real alias dekorasi lawas yang sudah ada sejak dahulu kala?”.

Photo by Tutut (KabarQ)
Untuk menjawab rasa penasaran saya, saya pun sibuk mencari tahu dan mengumpulkan berbagai informasi. Mulai dari riset Google sampai bertanya langsung ke orang yang bekerja di butik tersebut. Saya pun beruntung berhasil bertemu dengan penanggung jawab toko tersebut. Dia pun membenarkan beberapa informasi yang saya kumpulkan tentang sejarah disain unik fasad Konfektion Germania.
Mau tahu?
Jadi, berdasarkan informasi yang saya kumpulkan, tampilan fasad Konfektion Germania seperti yang terlihat pada kedua foto di atas itu memang original dan sudah ada sejak tahun 1920-an. Namun, keberadaan disain fasad itu ditemukan dengan cara yang tidak sengaja. Semuanya berawal setelah adanya pergantian kepemilikan unit properti itu pada tahun 2006. Lalu, si pemilik baru merenovasi total unit properti yang baru dibelinya itu. Biarpun fungsinya tetap sama, yakni sebagai toko ritel.
Si pemilik baru membuka semua tampilan fasad toko, seperti ada dinding tipis yang sengaja dibangun untuk menutupi sesuatu. Dia bongkar dinding tipis itu sampai dia melihat bagian dinding luar toko yang asli. Saat dia melihat tampilan fasad itu, awalnya dia ingin menggantinya dengan yang baru, fresh dan moderen. Namun, akhirnya dia bertahan untuk memertahankan tampilan fasad yang sangat kental kesan retronya, lukisan era tahun 1920 – 1930-an.
Keberadaan fasad toko Konfektion Germania ini juga memiliki nilai sejarah tentang apa yang terjadi di Kota Tua Stockholm pada kurun waktu itu. Bukti sejarah tentang keberadaan Jerman di Stockholm, ibukota Swedia. Berdasarkan catatan sejarah, sebelum tahun 1945, pengaruh Jerman sangat kuat di Swedia. Hubungan perdagangan antara Swedia dan Jerman sangat kuat. Lalu, ada pemberlakuan Bahasa Jerman sebagai mata pelajaran wajib, selain Bahasa Swedia di sekolah-sekolah Swedia. Bahasa Inggris hanya mata pelajaran pilihan. Saat itu, lebih banyak film Jerman yang diputar di televisi atau bioskop. Cerita tentang Siegfried dan Nibelungenringen lebih popular daripada cerita tentang kejayaan King Arthur.
Namun, setelah Jerman disoroti habis-habisan tentang pelanggaran HAM terhadap komunitas Yahudi era Perang Dunia ke-2, disusul dengan kekalahan Jerman pada perang tersebut, pemilik toko saat itu memilih untuk menutup total fasad toko yang ada tulisan Konfektion Germania itu. Dikhawatirkan, tulisan Germania itu menimbulkan kegelisahan warga saat itu. Dan, sampai pada tahun 2006, fasad yang menunjukkan jejak Jerman di Swedia kembali ‘muncul di permukaan‘. Keberaadaannya diungkap oleh tangan pemilik baru toko baru yang tercatat sebagai pemilik toko tersebut sampai sekarang.
Sekarang, fasad Konfektion Germania menjadi daya tarik tersendiri, khususnya buat para turis pecinta seni disain retro-vintage, pecinta era tahun 1920 – 30 an. Toko itu hanya menjual produk fesyen terkini, mayoritas produk asal Swedia. Pemilik toko tetap menamakan butiknya dengan Konfektion Germania. Keberadaan Konfektion Germania telah menjadi bagian dari perjalanan sejarah Kota Tua Stockholm dan wajah Swedia di masa lampau.
Text: Tutut Handayani